Tanya Sains: Mengapa salinitas (kadar garam) tanah yang mengikat akan membahayakan tanaman budidaya?

Pernahkah kamu menyiram tumbuhan dengan air garam? Lantas, apa yang terjadi pada tumbuhan tersebut setelah kamu menyiramnya? 

Faktor yang menentukan keberhasilan tumbuh tanaman adalah kondisi media atau tanah yang baik dan subur salinitas atau kadar garam pada tanah adalah salah satu masalah yang ditemukan pada lahan-lahan pertanian. Menurut Buckman dan Brady (1982), terdapat tiga jenis tanah salain, tanah salin-sodik dan tanah sodik. Adanya kelar garam pada tanda menyebabkan terganggunya proses fotosintesis, karena terjadi akumulasi garam pada jaringan mesophil dan meningkatnya CO2 antar sel (interseluler) yang dapat mengurangi pembukaan stomata. Ion K + tidak akan diperoleh secara sempurna.

Untuk memperoleh air dari tanah sekitarnya potensial air dalam cairan xylem harus harus sangat diturunkan oleh tegangan. Pada beberapa halofita, mampu menjaga potensial osmotik terus menjadi lebih negatif selama musim pertumbuhan sejalan dengan penyerapan garam.

Osmonegulasi pada kebaenyakan tanaman melibatkan sintesis dan akumulasi solute organic sel dan meningkatkan tekanan turgor yang diperlukan untunk pertumbuhan. Tingginya penyerapan Na+ akan menghambat K+.

Salinitas yang tinggi akan mengurangi ketersediaan K+ dan Ca++ dalam larutan tanah dan menghambat proses transportasi dan mobilitas kedua unsur hara tersebut ke daerah pertumbuhan tanaman sehingga akan mengurangi kualitas pertumbuhan baik organ vegetative maupun reproduktif.

Salinitas tanah yang tinggi ditunjukkan dengan kandungan ion Na+ dan Cl- tinggi akan meracuni tanaman dan meningkatkan pH tanah yang mengakibatkan berkurangnya ketersediaan unsur-unsur hara mikro.Terdapat beberapa solusi untuk meminimalkan kerusakan tanaman akibat salinitas, yaitu mengilangkan (eradication), pengubahan (convertion), penggunaan tanaman yang toleran terhadap garam dan penumpukkan dengan bahan organik, penggunaan mikorisa dan ameliorant biologi.